ulasansingkat

sekedar ulasan (film) singkat

Tag Archives: misteri

Extremely Loud and Incredibly Close

Extremely Loud and Incredibly Close (2011)
sut: Stephen Daldry
pen: Eric Roth | Jonathan Safran Foer (novel)
A.S.

Disutradari oleh Stephen Daldry, ditulis oleh Eric Roth, dibintangi Tom Hanks dan Sandra Bullock serta Max von Sydow. Masing-masing dari nama-nama tersebut tentunya sudah mampu menarik cinephiles untuk menonton film ini. Kalau komentar dari saya sih: film ini bagus dan memiliki cukup banyak momen-momen emosional yang kuat.

7/10

Extremely Loud and Incredibly Close: rekomendasi bagi para cinephiles (13+)

Caché

Caché | Hidden (2005)
sut: Michael Haneke
pen: Michael Haneke
Perancis

Ini adalah kali ketiga saya menonton film ini, dan masih terus menemukan hal-hal baru meski tetap belum benar-benar mengerti film ini sepenuhnya. Namun satu hal yang pasti, ini film bagus.

Ada satu kutipan dari Haneke yang paling tidak bisa sedikit menjelaskan keputusannya untuk membuat film ini sangat ‘terbuka’: “I like the multiplicity of books, because each book is different in the mind of each reader. It’s the same with this film – if 300 people are in a cinema watching it, they will all see a different film, so in a way there are thousands of different versions of Caché (Hidden) (2005). The point being that, despite what TV shows us, and what the news stories tell us, there is never just one truth, there is only personal truth.

Film ini merangsang menuntut penontonnya untuk berpikir bahkan jauh melampaui apa yang disediakan plotnya, seperti yang terlihat di wawancara ini, lol: http://www.guardian.co.uk/film/2006/feb/19/worldcinema (mengandung sedikit spoiler).

9/10

Caché: rekomendasi dengan pujian yang tinggi (17+)

Through a Glass Darkly

Through a Glass Darkly | Såsom i en spegel (1961)
sut: Ingmar Bergman
pen: Ingmar Bergman
Swedia

Film keempat Ingmar Bergman yang saya tonton, dan winning streak-nya masih berlanjut. Film yang sangat luar biasa dalam menguraikan sesuatu yang sangat kompleks menjadi sangat sederhana. Sebenarnya bukan di film ini saja. Hal ini berlaku di semua film-filmnya paling tidak yang sudah saya tonton. Jenius.

Sangat direkomendasikan bagi para cinephiles (yang belum nonton).

9/10

Through a Glass Darkly: rekomendasi bagi para cinephiles (13+)

We Need to Talk About Kevin

We Need to Talk About Kevin (2011)
sut: Lynne Ramsay
pen: Lynne Ramsay | Rory Kinnear | Lionel Shriver (novel)
A.S.

Cara film ini menunjukkan masa lalu diparalelkan dengan masa kini membuat penonton kurang lebih memiliki gambaran apa yang telah terjadi bahkan sejak di awal-awal durasi. Jadi kita hanya akan menunggu apakah tebakan kita itu benar, dan jadi penasaran ingin melihat bagaimana kejadiannya. Dan saya yakin tebakan hampir semua orang benar, jadi tidak perlu menonton film ini sambil menunggu twist/pay-off. Nikmati saja ceritanya sebagai sebuah karakter studi dan kisah drama dengan POV yang konsisten.

Sebuah film yang solid. Akting Tilda Swinton sangat bagus. Ketiga aktor karakter Kevin juga bagus semua. Tiga aktor yang berbeda memerankan karakter yang sama (usia berbeda), dan berhasil memberikan aura yang sama di setiap screentime mereka. Hebat sekali.

Film ini bukanlah film horor, tapi bisa dimengerti bila ada yang memandangnya seperti itu. Film ini mengunci kita untuk terus menonton agar tahu bagaimana ceritanya terurai dengan suspense ketakutan karena kita sudah punya bayangan sendiri kira-kira apa yang akan terjadi. Sebenarnya tidak ada horor sepanjang film, dan kita hanya menakuti diri sendiri, tapi…

7.5/10

We Need to Talk About Kevin: rekomendasi bagi para cinephiles (13+)

Incendies

Incendies (2010)
sut: Denis Villeneuve
pen: Denis Villeneuve | Wajdi Mouawad (cerita)
Kanada

Film yang sungguh luar biasa.

Melalui surat wasiat ibu mereka, dua anak kembar diminta menepati ‘janji’ ibu mereka dengan mencari ayah yang mereka pikir telah tiada dan seorang saudara yang mereka tidak pernah tahu mereka miliki.

Apa yang akan anda saksikan kemudian takkan pernah terlupakan.

Buat cinephiles, film ini wajib tonton. Anda tidak akan menyesal.

9/10

Incendies: rekomendasi dengan pujian yang tinggi (17+)

Take Shelter

Take Shelter (2011)
sut: Jeff Nichols
pen: Jeff Nichols
A.S.

Film ini agak mirip dengan film lain yang dibintangi Michael Shannon juga, Bug (2006). Tidak benar-benar mirip, tapi polanya sama. Yaitu membuat penonton menerka-nerka sepanjang film, apakah kita sedang bersama protagonis yang ‘benar’ atau malah gila, dan jawabannya baru ada di akhir. Tapi menurut saya film ini lebih baik dari Bug.

Cara Jeff Nichols terus-terusan menahan rasa penasaran kita dengan memberikan ‘mimpi-mimpi’ yang menyeramkan, lalu diperbandingkannya dengan ‘kenormalan’ sehari-hari; sangat jitu dalam membuat sulit untuk benar-benar memastikan kebenarannya. Dan juga casting dan akting yang sangat luar biasa dari Michael Shannon menambah kehebatan film ini.

Sangat direkomendasikan bagi penggemar thriller, horor, misteri, dan drama.

7.5/10

Take Shelter: rekomendasi bagi para cinephiles (13+)

The Girl with the Dragon Tattoo

The Girl with the Dragon Tattoo (2011)
sut: David Fincher
pen: Steven Zaillian
A.S.

Film ini lebih baik daripada versi Swedia-nya, meski tidak sesuai dengan ekspektasi saya pribadi. Akting Rooney Mara luar biasa, salah satu contoh terbaik totalitas akting seorang aktris bertemu dengan karakter yang tepat. Tulisan Steven Zaillian sangat dekat dan berhasil mendapatkan esensi dari novelnya, begitulah yang saya dengar. Daniel Craig baik-baik saja. Dan secara estetik, penyutradaraan dari David Fincher tidak memiliki flaws, bahkan hampir sempurna.

Tapi itulah masalahnya, film ini seperti disutradarai oleh robot. Menurut saya, Fincher memberikan otaknya sepenuhnya, tetapi hatinya tidak. Saya selalu melihat David Fincher sebagai sutradara yang setipe dengan Stanley Kubrick, berintelejensia tinggi. Setiap komposisi, framing, angle, gerakan kamera, lighting, warna, tone, kontinuiti, blocking, dan suara dari setiap shot di dalam film ini amat sangat presisi dan memiliki tujuan. Dan saya pribadi tidak bisa benar-benar mengetahui secara pasti apa yang membuat saya kurang menikmati film ini, selain dengan menebak bahwa ‘hati’ yang ia berikan pada film ini hanya setengah—selain untuk karakter Lisbeth Salander tentunya. Karena terlihat jelas sekali David Fincher sangat menyukai karakter ini.

Bisa dibilang film ini adalah Zodiac (2007) + Se7en (1995), hanya saja ‘hati’ yang diberikan pada kedua film itu tidak terdapat di sini.

Secara obyektif filmnya sendiri sangat baik. Film ini sangat detil dalam menunjukkan proses investigasi yang dilakukan oleh kedua detektifnya, dan interaksi antar keduanya—yang meski bagi saya pribadi agak terlalu ‘dingin’ dan memakan waktu cukup lama sebelum mereka bertemu—cukup menarik dan dinamis. Di scene-scene awal memang agak mengalienasi penonton, karena kita bukannya diajak masuk ke dalam dunianya dengan baik-baik, tapi seperti ‘diceburkan’. Tapi setelah ceritanya mulai ‘naik gigi’, kita akan mulai terbiasa dengan temperatur airnya. Tapi ingat, air ini bukan air hangat dengan sabun yang wangi, ini adalah air dingin yang akan menusuk tulang.

Di dalam film ini terdapat mutilasi, penyiksaan, pemerkosaan, dan kekerasan yang on-screen. Kebanyakan tidak diimplikasikan, tetapi ditunjukkan. Dan yang diimplikasikan pun tidak kalah seramnya. Secara keseluruhan, sebuah film investigasi misteri yang di atas standar. Direkomendasikan buat para cinephiles dan penikmat misteri dan thriller.

7.5/10

The Girl with the Dragon Tattoo: rekomendasi bagi para cinephiles (17+)

Tinker Tailor Soldier Spy

Tinker Tailor Soldier Spy (2011)
sut: Tomas Alfredson
pen: ###
Inggris Raya

Dari novel yang cukup terkenal, dan pernah diadaptasi menjadi miniseri televisi yang populer di Inggris pada akhir 70an, kisah ini sudah sangat terkenal di Inggris. Menceritakan tentang George Smiley yang ingin menemukan mata-mata Rusia yang menyusup ke dalam badan intelijen Inggris.

Kisah ini tidak seperti kisah mata-mata yang lain yang penuh adegan aksi dan kejar-kejaran. Kisah ini lebih ‘pendiam’. Dan realistis. Filmnya sendiri memiliki sinematografi dan atmosfir yang khas. Departemen aktingnya dipenuhi jajaran aktor-aktor kawakan Inggris, bisa dibilang Harry Potter untuk penonton dewasa. Film ini juga disutradarai oleh Tomas Alfredson, yang membuat Let The Right One In (2008), yang menurut saya adalah film vampir terbaik sepanjang masa.

Namun meski memiliki semua hal itu, ternyata saya kurang bisa menikmati film ini. Gaya penyutradaraan Alfredson yang diterapkan ke film ini masih kurang lebih mirip dengan gaya penyutradaraannya di Let the Right One In, yang secara konsep seharusnya sangat pas untuk mengeksekusi kisah ini. Akting-akting dari bintang-bintangnya pun tidak ada yang lemah, bahkan semuanya luar biasa.

Tetapi menurut saya film ini agak kurang dalam hal yang paling vital dalam film, yaitu skenarionya (saya sadar kok skenarionya dapat nominasi Oscar). Cara skenarionya ‘menguraikan’ kisahnya terlalu ‘berani’ dalam ‘menyelubungi’ informasi dari penonton, sehingga selain membuat sulit untuk mengikuti apa yang sedang terjadi dan mau ke mana kisah ini menuju, kita juga sulit untuk peduli pada para karakternya. Dan kekurangan dari skenario ini juga akhirnya berdampak negatif pada pace film secara keseluruhan.

Meski begitu, selagi menontonnya saya tetap dapat merasakan bahwa film ini berkelas tinggi. Jadi mungkin saya harus menontonnya sekali lagi untuk dapat benar-benar meresapi apa yang mungkin terlewatkan di kali pertama. Tapi tetap saja, bagi penonton yang hanya ingin rileks dan mencari hiburan, film ini tidak direkomendasikan.

6.5/10

Tinker Tailor Soldier Spy: … (13+)

Murder on the Orient Express

Murder on the Orient Express (1974)
sut: Sidney Lumet
pen: Paul Dehn | Agatha Christie (novel)
Inggris

Film detektif-detektifan. Drama prosedural untuk memecahkan misteri pembunuhan di sebuah kereta, dengan setting tahun 1930an.

Serius, film ini film prosedural untuk mencari seorang pembunuh, oleh detektif Poirot. Jadi film ini dipenuhi eksposisi wawancara dan investigasi. Anda pasti dapat mengetahui sendiri, apakah anda dapat menikmati film yang lambat dan banyak dialog. Bila selera film anda luas dan bervariasi, yaitu anda dapat menikmati berbagai macam jenis film, kemungkinan besar anda dapat menikmati film ini. Tapi bila tidak, sebaiknya tidak usah repot-repot untuk film ini.

Saya hanya bisa mengatakan, bahwa film ini mengandung gaya directorial prosedural khas Sidney Lumet kurang lebih masih mirip dengan 12 Angry Men (1957) dengan rasa claustrophobic-nya, penuh dengan akting-akting yang mengagumkan dari para bintang yang main di dalamnya, serta skenario adaptasi yang memiliki ‘jiwa’-nya sendiri. Rekomendasi bagi para cinephiles dan penikmat misteri serta penggemar novelnya dan Poirot secara umum.

7.5/10

Murder on the Orient Express: rekomendasi bagi para cinephiles (13+)

Ayneh

The Mirror | Ayneh (1997)
sut: Jafar Panahi
pen: Jafar Panahi
Iran

Film yang sangat brilian. Mengisahkan seorang gadis kecil kelas satu SD yang saat pulang sekolah tidak dijemput oleh ibunya. Ia lalu memutuskan untuk pulang sendiri. Film ini mengikuti perjalanan si gadis kecil mencari rumahnya.

Namun film ini lebih dari itu. Percayalah, film ini sangat brilian. Dengan ceritanya yang sederhana, film ini sangat menggugah dari sisi filmmaking-nya. Sangat direkomendasikan bagi para cinephiles.

7.5/10

Ayneh: rekomendasi bagi para cinephiles (BO)